Minggu, 07 Juni 2009

Oservasi PMRI di SD N 117 Palembang

OBSERVASI PMRI DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

Pendahuluan

Observasi ini kami laksanakan sebagai tugas mata kuliah Pendidikan matematika Realistik yang di ajarkan oleh Prof. Dr. Zulkardi M.I.Komp.M.Sc. Observasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana pembelajaran RME yang dilaksanakan di SD tersebut. Pertama kami ke SD tersebut yaitu pada saat rombongan Prof, Dr. Zulkardi. M.I.Komp,.M.Sc bersama dari Belanda dan Prof.Dr. Lee Ping Yee dari Singapura. Saat masuk kelas kami melihat ibu Rusmawati sedang mengajarkan konsep perkalian dengan menggunakan karet dan kacang kedele.

Kemudian kami mendapat tugas untuk observasi ke SD tersebut. Adapun yang kami obsevasi yaitu: Proses pembelajaran, Silabus, sampai ke evaluasi. Kami ke SD tersebut mulai dari siswa mau masuk kelas sampai pelajaran matematika selesai dan dilanjutkan beliau dengan mengajar PPKn. Materi yang diajarkan oleh ibu Rusmawati adalah ”bilangan loncat” dengan menggunakan manik-manik.

(Kegiatan sebelum masuk ke dalam kelas)

Proses Pembelajaran

Pendahuluan

Sebagai apersepsi guru bertanya tentang pelajaran minggu lalu. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan PR mereka. PR mereka berjudul Menata hasil kebun.

(Situasi kelas sebelum pelajaran dimulai) (buku PR siswa)

Kegiatan Inti

Guru meminta beberapa siswa ke depan kelas untuk mengerjakan soal-soal dari guru yang megarah pada bilangan loncat. Adapun soal-soalnya yaitu:

  1. Loncat 5 sampai menemukan angka 25.
  2. Loncat 5 sampai menemukan angka 40
  3. Loncat 5 sampai menemukan angka 30.

Kemudian guru menyimpulkan bahwa Loncat sama dengan penambahan atau penjumlahan

( Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru)

( hasil jawaban siswa di depan kelas)

Dilanjutkan pembelajaran dengan pendekatan PMRI dalam hal ini menggunakan manik-manik dengan 2 warna yaitu merah dan putih. Adapun kegiatannya:

1. Guru membagikan manik- manik pada tiap-tiap kelompok. Ada 6 (enam) kelompok

yang masing-masing anggotanya 6 orang, yaitu kelompok Kentang, kelompok Wortel,

kelompok Cabai, kelompok Tomat, kelompok Timun, dan kelompok Nanas.

2. Guru meminta siswa mengerjakan soal 4x6 dengan menggunakan manik-manik,

kemudian guru berkata:

- Hitunglah dengan menggunakan manik-manik

- Kelompok mana yang paling cepat menghitung

- Yang duluan selesai diberi wafer.

3. Guru berkeliling memeriksa pekerjaan siswa.

4. Ternyata yang duluan selesai adalah kelompok Timun, mereka diberi wafer.

5. Guru meminta siswa memfresentasikan jawaban mereka ke depan kelas dengan

membawa manik-manik yang telah mereka susun.

(contoh manik-manik yang dibagikan kepada siswa) (kelompok kentang sedang menyusun manik-manik)

(kekompakkan kelompok Timun saat kerja berkelompok)

(hasil merangkai manik-manik kelompok timun)

(kelompok Timun mempresentasikan hasil pekerjaan mereka)

Evaluasi

Setelah proses pemebelajaran selesai guru memberikan Evaluasi, dan kami diminta yang mengawasi mereka bekerja dan sekaligus mengoreksi pekerjaan mereka.Mereka diminta mengerjakannya berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 (dua ) orang.

Soal evaluasi

  1. 4 x 6
  2. 3 x 7
  3. 5 x 8
  4. 9 x 3
  5. 10 x 5

Adapun KKM nya adalah 80. Waktu kami tanya mengapa KKMnya sangat tinggi, jawaban beliau karena memang kelas ini adalah kelas khusus. KKM kelas ini jelas berbeda dengan kelas-kelas yang lain.

Dari 18 lembar jawaban yang kami koreksi ternyata hasinya adalah :

NILAI

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

FREKUENSI

1

1

-

-

1

-

5

-

1

-

9

KETUNTASAN

tdk

tdk

tdk

tdk

ya

ya

Dari hasil di atas yang tuntas 10 kelompok dari 18 kelompok,

berarti yang tuntas = 10/18 x 100% = 55, 56 %

Kaitannya dengan Karakteristik PMRI

  1. Menggunakan masalah kontekstual (masalah kontekstual sebagai aplikasi dan sebagai titik tolak dari mana matematika yang diinginkan dapat muncul).
  2. Menggunakan model yang menekankan penyelesaian secara informal sebelum menggunakan cara formal atau rumus.(Perhatian diarahkan pada pengembangan model, skema dan simbolisasi daripada hanya mentransfer rumus atau matematika secara langsung).
  3. Menghargai ragam jawaban dan kontribusi siswa (Kontribusi yang besar pada proses belajar mengajar diharapkan dari kontribusi siswa sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal kearah yang lebih formal).
  4. Interaktivitas (negoisasi secara eksplisit, intervensi, kooperatif dan evaluasi sesama siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses belajar secara konstruktif dimana strategi informal siswa digunakan sebagai jantung untuk mencapai yang formal).
  5. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya (Pendekatan holistic, menunjukan bahwa unit-unit belajar tidak akan dapat dicapai secara terpisah tetapi keterkaitan dan keterintegrasian haris dieksploitasi dalam pemecahan masalah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar