TEORI GEOMETRI AFFINE
I. Pengantar
Geometri Insidensi disebut Geometri Affine jika geometri itu memenuhi postulat berikut :
Postulat E :
Jika titik A tidak berada pada garis , maka ada satu dan hanya satu garis m sedemikian sehingga m memuat titik A dan m ⁄⁄
A
Geometri Affine meliputi sifat-sifat kesejajaran garis dan bidang yang ada pada geometri bidang dan ruang euclide.
Cara-cara pembuktian lebih terbatas daripada geometri sekolah, contohnya : sifat-sifat paralel dibuktikan oleh sifat-sifat kongruensi atau ketegaklurusan.
Metode-metode ini tidak tersedia disini hanya berdasarkan asumsi dari postulat-postulat geometri insidensi dan Postulat E
II. Kata “On” untuk Insidensi
“A is on ” artinya ”titik A dalam garis ”
“ is on A” artinya “garis memuat titik A (sebagai unsur)”, A
Jika bidang ”A is on ” artinya “titik A dalam bidang ” atau ” is on A” artinya “bidang memuat titik A”
“ is on ” artinya ”garis terdapat di bidang `(sebagai subset)”,
” is on ” artinya ”bidang memuat garis (sebagai subset)”,
Bila dijumpai “A is on ” dan ” is on A” ini berarti “A is on ” adalah relasi kebalikan dari ” is on A”
III. Kesejajaran Garis
Corollary pada postulat E:
A, A, A, dan
Bukti :
dan m ⁄⁄ (Postulat E)
Misal () , berarti A m, A (definisi kesejajaran) .
Maka hanya ada satu bidang yang memuat sebuah garis dan sebuah titik yang tidak terletak pada garis (T3 Bab 7)
A dan A
akibatnya =
sehingga
Teorema 1. Dua garis berbeda yang paralel pada garis yang sama adalah saling paralel
Pernyataan : n , ⁄⁄ m dan n ⁄⁄ m à ⁄⁄ n
Bukti :
Kasus 1: Jika , m dan n sebidang
Andaikan ⁄⁄ nberarti n
A A, A n à A m (karena ⁄⁄ m)
Berarti ⁄⁄ m dan n ⁄⁄ m (kontradiksi dg postulat E)
sehingga pernyataan ⁄⁄ n adalah salah. Karena , n sebidang, dengan definisi garis sejajar, maka ⁄⁄ n
Kasus 2. Jika , m dan n tidak sebidang
A
⁄⁄ m dengan akibat teorema bahwa sebuah garis dan sebuah titik yang tidak pada garis tersebut hanya dapat dibuat satu dan hanya satu bidang, ada bidang yang tunggal memuat garis dan m.
, m dan n tidak sebidang à A n, A
A dan dan (corollary teorema 7)
Karena An dan , berarti n’ = n (postulat E)
Akibatnya
Corollary: Jika ⁄⁄ m dan m ⁄⁄ n, maka = n atau ⁄⁄ n
Bukti:
Untuk ⁄⁄ n sudah dibuktikan sebelumnya
Akan dibuktikan = n
Andai n dan ⁄⁄ n A A , n
⁄⁄ m, x n à n ⁄⁄ m , kontradiksi
Jadi haruslah = n
Definisi : Jika dan m mempunyai sifat bahwa ⁄⁄ m atau = m, kita katakan , m mempunyai arah yang sama
Kesearahan garis dapat dianggap sebagai perluasan kesejajaran. Disamping itu kesearahan adalah suatu relasi ekuivalen. Pada sebarang garis , m dan n berlaku :
(i) cod
(ii) Jika cod m, maka m cod
(iii) Jika cod m dan m cod n, maka cod n
Definisi : Andai S sebuah himpunan dan R adalah sebuah relasi dalam S, untuk sebarang a, b, c S, berlaku :
(i) aRa (refleksi)
(ii) Jika aRb maka bRa (simetri)
(iii) Jika aRb dan bRc maka ac (transitivies)
IV. Perpotongan Garis
Definisi : garis melintang pada m atau adalah garis yang dilintangi dari M, atau dan m melintang, ditulis tr m jika memotong m dan m
tr m m adalah sebuah titik
Untuk sebarang garis , m yang sebidang maka terdapat tiga kemungkinan :
(i)
(iii) tr m
(iii) = m
Definisi. Dikatakan tranvers ke m, atau merupakan tranversal dari m, atau dan m transvers, ditulis tr m, jika membagi m dan .
Selanjutnya, mudah dibuktikan bahwa pernyataan ini berlaku :
tr m jika dan hanya jika perpotongan dari dan m merupakan titik. Untuk sebarang garis koplanar , m akan
(i)
(iii) tr m
(iii) = m
Teorema 2.
Dalam satu bidang, garis yang transvers pada salah satu dari dua garis yang sejajar maka akan transvers pada garis sejajar yang lainnya.
Pernyataan : , , n tr n tr m
Bukti :
Misal A
Andai n tidak tr m, berarti n = m atau
n = m berarti A n dan Am
berarti An, A dan Am kontradiksi dengan Postulat E
Pengandaian salah berarti n tr m
Soal : Nomor 2 hal 178
Jika ⁄⁄ P, apakah sejajar dengan setiap garis pada P?
Jawab:
⁄⁄ P , x, xP à x ⁄⁄
Andai yP, y X à ⁄⁄ P kontradiksi
Berarti x ⁄⁄
Tidak ada komentar:
Posting Komentar